Senin, 18 Juli 2011

hardisk....? what is it.....................???

Banyak jenis harddisk dan file system pada harddisk yang berkembang saat ini PATA,SATA, FAT32, NTFS, dan RAID adalah beberapa di antaranya.Untuk bisa mengoptimalkan performa dari hardisk tersebut, pada “Cover Story” kali ini tip dan trik seputar harddisk yang tentunya akan berguna untuk Anda

Saat ini kapasitas penyimpanan sebuah harddisk berkembang secara pesat, kapasitas harddisk yang tadinya hanya berkisar antara 4 GB–60 GB saat ini sudah mencapai ukuran 750 GB. Sepertinya kita hanya perlu menunggu sebentar saja untuk melihat kehadiran harddisk dengan kapasitas 1 Terabyte atau setara dengan 1000 GB. Selain besar kapasitas, kecepatan dari suatu harddisk untuk memindahkan data juga masih menjadi alasan utama orang membeli sebuh harddisk. Seiring berkembangnya teknologi, kecepatan dari harddisk tersebut juga ikut berkembang pula. Untuk harddisk yang biasa digunakan dalam PC desktop mempunyai kecepatan putar 5.400 rpm dan 7.200 rpm, untuk jenis harddisk ATA atau yang sekarang dikenal dengan PATA (Parallel ATA).

Jenis ini mampu melakukan transfer data sampai 50 MB/s. Sedangkan untuk jenis SCSI, yang biasanya dipakai dalam server mempunyai kecepatan putar 10.000 rpm sampai dengan 15.000 rpm. Harddisk ini memiliki kecepatan transfer data sampai 80 MB/s. Berbeda dengan desktop, notebook juga mempunyai harddisk yang berdimensi lebih kecil dari harddisk PC desktop dan hanya mempunyai kecepatan putar 4.200 rpm sampai 5.400 rpm. Namun, baru-baru ini telah muncul harddisk notebook yang mempunyai kecepatan sampai 7.200 rpm. Satu lagi jenis harddisk yang saat ini membanjiri pasaran di tanah air, yaitu jenis SATA (Serial ATA). Ketika pada generasi pertama teknologi SATA diperkenalkan tahun 2003, harddisk SATA tersebut mempunyai kecepatan transfer data sebesar 1.2 Gb/s atau setara dengan 150 MB/s.

Harddisk SATA jenis ini disebut juga dengan SATA/150. Seiring waktu, teknologi SATA juga ikut berkembang. Saat ini harddisk SATA sudah mencapai jenis SATA 3 Gb/s atau disebut dengan SATA II atau SATA/300. Kecepatan transfer data dari harddisk jenis SATA II ini mampu mencapai 3 Gb/s atau setara dengan 300 MB/s.Untuk lebih mengoptimalkan kinerja harddisk tersebut, kami akan memberikan beberapa tip dan trik seputar harddisk tersebut dalam platform Windows XP.

Dimulai dari tip yang paling mendasar, yaitu mengenai instalasi sebuah harddisk baru ke dalam PC desktop. Bagaimana cara mempartisi yang aman terhadap harddisk dan bagaimana cara memformat terhadap harddisk baru. Kemudian cara mengonversi file system dari FAT32 ke NTFS dan sebaliknya juga akan kami berikan di sini. Hal tersebut dilakukan untuk bisa lebih mengoptimalkan performa dari harddisk yang baru dan juga supaya ketika harddisk tersebut diinstal dengan operating system Windows, tidak akan terjadi error atau kesalahan yang disebabkan karena Anda salah melakukan partisi dan format terhadap harddisk baru tersebut. Kemudian tip dan trik akan dilanjutkan dengan bagian-bagian yang cukup sulit dan memerlukan sedikit pengetahuan tentang harddisk dan PC, beberapa di antaranya kami akan mencoba memberikan tip bagaimana cara membuat RAID-5 dari harddisk tanpa tambahan controller apapun di dalam Windows XP. Yang tentunya Anda tahu bahwa Windows XP hanya mendukung RAID-0 saja.

Partisi dan Format

Sebelum menginstal harddisk baru kedalam PC, terlebih dahulu tentukan apakah Anda hanya akan memakai satu harddisk saja atau lebih. Untuk harddisk dengan jenis PATA, jika Anda hanya memakai satu harddisk saja maka pindahkan jumper harddisk yang terletak di belakang ke dalam posisi “master”. Jika Anda memakai lebih dari satu unit harddisk, pindahkan jumper pada harddisk yang lain keposisi “slave”. Berbeda jika Anda memakai hardisk jenis SATA, harddisk jenis ini tidak memiliki jumper di sisi belakang sehingga harddisk SATA sepenuhnya dikendalikan oleh port SATA yang ada di motherboard dan setting di dalam BIOS. Untuk harddisk jenis SCSI, Anda juga harus menentukan jumper ID-nya. Khusus untuk harddisk jenis ini memang sedikit rumit, namun dengan sedikit usaha Anda akan berhasil menginstal harddisk jenis ini.


Tips

Jika motherboard Anda mempunyai port IDE lebih dari satu, pergunakan keduanya. Satu port untuk harddisk dan satu port lagi untuk optical drive. Karena bila Anda hanya memakai satu port dan satu kabel IDE saja untuk harddisk dan optical drive, maka kecepatan maksimal dari masing-masing perangkat tidak akan bisa Anda peroleh. Setelah Anda selesai menginstal harddisk pada PC, cek terlebih dahulu BIOS dari motherboard tersebut. Jika BIOS tersebut bekerja normal, semua harddisk yang baru dipasang tersebut akan terdeteksi secara otomatis. Khusus untuk harddisk SATA,

Anda harus mengaktifkan terlebih dahulu pilihan SATA yang ada di dalam BIOS, namun biasanya secara default pilihan ini sudah tersetting secara otomatis.


Partisi Harddisk

Sesudah berhasil menginstal Windows XP, tidak semua harddisk yang sudah dipasang

di dalam PC Anda bisa langsung digunakan. Terutama harddisk SATA yang pasti meminta Anda untuk menginstal driver terlebih dahulu. Untuk mengatasinya, Anda harus membuat partisi dari harddisk tersebut. Cara membuat partisi sangat mudah, pada Windows XP Anda bisa menemukan fasilitas untuk melakukan partisi pada menu “Control Panel”, lalu masuk ke “Computer Management”, dan pilih “Disk Management”. Jika Anda ingin cara yang lebih cepat, klik menu “start” lalu pilih “run” dan ketikkan “diskmgmt.msc” secara otomatis Anda akan masuk ke fasilitas tersebut. Di dalam window tersebut akan terdeteksi seluruh harddisk yang ada dalam PC Anda,untuk harddisk yang baru terpasang tapi belum mempunyai partisi akan ditandai dengan “data storage 1” dan seterusnya. Untuk membuat partisi pada harddisk tersebut, klik kanan pada harddisk yang ingin dipartisi, kemudian pilih “new partition”, setelah itu Anda harus menentukan pilihan mana yang akan menjadi primary partition dan mana yang akan dijadikan extended partition serta jumlah kapasitas yang dikehendaki.


Format Harddisk

Ketika Anda ingin melakukan format terhadap harddisk baru Anda, Anda akan dihadapkan dengan berbagai pilihan file system. Saat ini file system untuk windows yang banyak digunakan adalah FAT32 dan NTFS. Anda bisa memilih satu diantaranya. Jika Anda suka menyimpan file film dan audio, maka Anda bisa memilih format dengan ukuran cluster yang besar.


Meng-convert FAT32 dan NTFS

Jika menggunakan operating system berbasiskan NT file system seperti Windows 2000 dan Windows XP, sebaiknya Anda menggunakan file system NTFS daripada FAT32. Meski jika Anda memakai FAT32 pun operating system Windows tersebut masih bisa berjalan, namun tentunya tidak akan bisa bekerja secara maksimal. Cara yang paling mudah untuk mengonversi fi le system seperti ini dengan menggunakan software third partyatau software lain diluar Windows. Software yang paling gampang digunakan adalah Partition Magic.



 
FAT32 ke NTFS

Untuk mengonversi dari file system FAT32 ke NTFS ada salah satu cara yang cukup mudah dilakukan. Klik menu “start”, kemudian pilih “run” dan ketikkan perintah “cmd” untuk bisa masuk kedalam DOS prompt. Setelah itu ketikkan perintah seperti di bawah ini:

Convert :/fs: ntfs


Pada , Anda bisa memasukkan partisi mana yang ingin di-convert dari FAT32 menjadi file system NTFS.


NTFS ke FAT32

Berbeda Jika Anda ingin meng-convert file system NTFS ke FAT32, cara yang dipergunakan sedikit agak rumit karena jika harddisk sudah memiliki file system NTFS, maka tidak bisa lagi diubah ke dalam bentuk FAT32. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah menformat ulang keseluruhan dari harddisk itu dan mengubah file systemnya menjadi FAT32. Caranya cukup klik kanan pada harddisk atau partisi yang ingin diformat, kemudian pilih “format” selanjutnya tentukan “file system” dan “allocation unit size”-nya. Namun, jika Anda memiliki software Partition Magic, maka untuk mengonversi dari NTFS ke FAT32 tidak perlu memformat harddisk terlebih dahulu.


Catatan Penting

Sebelum melakukan konversi baik dari FAT32 ke NTFS ataupun NTFS ke FAT32, kami sangat menganjurkan Anda untuk mem-back-up data Anda terlebih dahulu di tempat yang aman. Karena kemungkinan besar melakukan konversi seperti ini akan menghapus bersih data yang ada di dalam harddisk.


Harddisk Defragmentation

Pada prinsipnya, file dibagi menjadi bagian kecil cluster yang berukuran antara 4 KB

sampai 16 KB. Ukuran file yang besar dengan sendirinya akan membutuhkan ratusan cluster dan biasanya letak dari cluster tersebut tidak berurutan. Apalagi ketika Anda sering melakukan copy dan delete suatu file atau instal dan uninstall aplikasi, maka sudah dapat dipastikan harddisk Anda akan terfragmentasi sehingga kinerja dari harddisk Anda akan menurun menjadi lebih lambat. Untuk mengembalikan keadaan harddisk seperti semula, bisa melakukan defragmentation. Untuk melakukannya masuk ke menu “control panel”, lalu pilih “administrative tools” selanjutnya pilih “computer management”. Setelah itu, pilih “disk defragmenter”,lakukan “analyze” terlebih dahulu terhadap harddisk atau partisi yang ingin di- defrag, jika file yang terfragmentasi lebih dari 10% maka Anda harus melakukan defrag. Jika tidak, defrag tidak perlu Anda lakukan. Untuk melakukan defrag dibutuhkan waktu yang cukup lama, tergantung berapa besar kapasitas harddisk dan file yang terfragmentasi.


Postingan Populer

Banner tblog teman

gagacyber gagacyber gagacyber
0